Feeds:
Posts
Comments

Archive for the ‘Love’ Category

Pria Yang Bisa Diajak Menikah…

Bila  saatnya  tiba,  kita  tidak lagi mencari teman kencan, tapi teman sejiwa. Tahukah Anda perbedaan antara pria yang bisa diajak kencan dan pria yang bisa di ajak menikah??

Pria  yang  bisa di ajak kencan, memberikan saat2 indah, tapi pria yang bisa  diajak  menikah akan memberikan kehidupan yang indah untuk kita. Pria yang bisa di ajak menikah, biasanya pemalu di awal proses kencan, bahkan kadang tidak menarik. Tapi individu yang justru mengawali dengan tidak terburu2, akan  menjalani proses dengan baik dan berakhir dengan bahagia.  Dalam mencari  jodoh  yang  harus dilakukan pertama kali dan paling mendasar, bangun persahabatan terlebih dahulu.

Untuk  menemukan CINTA SEJATI,  kita tinggal mencari sahabat terbaik, bukan   pecinta  ulung. Pasangan yang telah menikah lama biasanya mengatakan, “Pasangan  saya  merupakan sahabat terbaik”.

Sahabat yang akan di jadikan pasangan anda, seseorang yang secara fisik maupun  psikologis menarik  hati  anda.  Maksudnya pasangan hidup anda harus yang nyambung gitchuu!

1. JADIKAN SAHABAT LEBIH DULU.

Jangan silau dengan penampilan fisik (misal, macho, tampan, punya mobil bagus, bla.. bla..) Kencan adalah suatu proses mencari tahu apa yang benar2 diinginkan.

2. CARI PASANGAN BUAT MENIKAH BUKAN UNTUK PACARAN.

Ingat  perbedaan  mendasar pria yang bisa di ajak menikah dan yang bisa diajak  kencan. Biasanya  pria  yang bisa diajak kencan pandai merayu, tapi tidak mampu mempertahankan hubungan.

3. JANGAN TERJEBAK DENGAN ILUSI ROMANTIS.

Hati2  dengan  pria  yang  biasanya hanya bersenang2: memberikan bunga, permen/perhatian tetapi  tidak  bisa  memberikan  dukungan  saat  anda melalui  saat2  berat.  Pria  yang  mau  di ajak menikah mencintai anda secara keseluruhan, tidak hanya yang baik2 saja. Carilah pria yang bisa memberikan rasa aman secara emosional.

4. TENTUKAN BATAS DALAM BERHUBUNGAN.

Ada  beberapa  pria  yang  tidak  bisa  diajak serius. Mereka mempunyai kecenderungan tidak setia dan selalu mencari yang “lebih” lagi, seperti ungkapan  “rumput  tetangga  lebih  hijau”. Jika pria yang pergi dengan anda  selalu  melirik wanita lain (alias ganjen), jangan coba2 menjalin hubungan  dengannya.  Kecuali  disaat2 tertentu dia ingin membuat anda jealous…  (anda pasti tahu dimana dia becanda ato serius saat melirik wanita  lain).  Tentukan  batasnya, jangan biarkan orang lain berulang2 menyakiti  hati anda. Jika terjadi dan anda tidak mengatakan apa2, sama artinya dengan “dia dapat memperlakukan anda seenaknya”.

5. TULISLAH KUALITAS YANG ANDA BUTUHKAN DARI SEORANG PRIA.

Misalnya, jika anda membutuhkan seseorang yang benar2 sensitif dan bisa diajak  bicara,  jangan terpaku  pada  pria  yang tampan tapi pendiam. Jangan  buang  waktu  berkencan  dengan  pria yang  pada dasarnya tidak akan membuat anda bahagia. Jika anda  tahu  apa  yang di butuhkan (bukan hanya diinginkan) dan tahu apa yang  bisa  membuat anda bahagia, anda akan mampu mengenali si dia saat menampilkan kualitas dirinya, bukan hanya dari penampilan luarnya saja.

6. JANGAN TAKUT BERTANYA.

Jika   ada   pria  yang  berjanji  akan  menghubungi  anda  tapi tidak melakukannya, anda berhak  menanyakan  alasannya.  Sering kali wanita membuat  kesimpulan  keliru  tentang  hal ini. Pria dan wanita berbeda, mereka  melakukan sesuatu dengan alasan dan motivasi yang berbeda pula. Jangan  terlalu  berprasangka  dan berpikiran terlalu jauh/yang nggak2. Sebaiknya minta klarifikasi atau penjelasan secara langsung dari dia… Anggap saja dia montir bengkel mobil anda.

7. PAHAMI TERLEBIH DAHULU, KENCAN, SEPERTI JUGA PERNIKAHAN MERUPAKAN SEBUAH PROSES.

Seperti  juga persahabatan, kencan yang serius membutuhkan waktu. Dalam tahap  ini mulailah mencari tahu seperti apa pria yang berkencan dengan anda.  Misalnya….  mencoba  dengan mengatakan  hal  yang  sederhana, katakan  padanya  anda mengalami yang tidak menyenangkan hari ini. Bila ia  tidak  bertanya  MENGAPA dan malah mengalihkan pembicaraan ke topik  lain,  anda  bisa tahu pria ini bukan orang yang enak di ajak “berbagi” perasaan.  Ingat: kemampuan  berbagi,  kunci  ikatan cinta sejati yang kuat.  Suatu  hubungan  bukanlah  suatu yang  anda  miliki atau tidak. Melainkan  merupakan  kerja sama dua belah pihak, satu kesatuan, dimana terdapat saling asuh, dukungan stimulasi, kejujuran, dan banyak lagi.

8. MEMANDANG HUBUNGAN SEBELUMNYA SEBAGAI PELAJARAN, BUKAN KEGAGALAN.

Setiap  orang  yang  terlibat  dalam  hidup  anda, memberikan pelajaran berharga  (termasuk mantan2 pacar anda). Apapun yang menimpa anda, anda bisa   mengambil   hikmahnya.   Hubungan  sebelumnya  bisa  di  jadikan pelajaran,  apa yang membuat anda bahagia dan sebaliknya. Jangan pernah menyalahkan  diri  sendiri,  tapi  belajar  dari  kesalahan / kegagalan sebelumnya. Ingat, berbuat KHILAF itu manusiawi, tapi jika melakukannya terus menerus, itu  suatu KEBODOHAN.

9. JANGAN TAKUT MENCOBA, SEKALIPUN TIDAK SESUAI DENGAN HARAPAN ANDA.

Wanita  seringkali  terpaku pada pola harapan yang lazim tentang cinta. Misalnya….  hanya menikah  dengan pria yang berasal dari kota, gaul, terpelajar  dan  bekerja  di  kantor. Jangan takut mencoba sesuatu yang tampak  tidak  bisa  membuat  anda  bahagia. Siapa tahu anda malah bisa senang  tinggal  di  desa  dengan  tenang  bersama  suami. Jangan hanya berkencan dengan  tipe  anda. Tipe hanyalah serangkaian sifat yang ada pada  seseorang,  anda kan tidak berkencan dengan serangkaian tipe itu, melainkan secara keseluruhan. Banyak pria dan wanita tidak memanfaatkan waktu   secara  keseluruhan,  untuk  menganalisa  apa  yang  sebenarnya diinginkan.   Mereka   langsung   memilih  dengan  gampang  dan  cepat, “berkencan  dengan orang  yang sesuai tipenya”. Ini adalah suatu fobia (ketakutan) terhadap komitmen.

10. JADILAH DIRI ANDA SENDIRI.

Jangan  “berpura2”  dalam  berhubungan,  percuma  dan  tidak  akan  ada hasilnya. Ada empat kualitas  utama dari seseorang, entah itu pria/wanita, yang bisa membuat orang lain tertarik:

1. autentik (asli)

2. dapat di percaya

3. genuine (tulen/rajin)

4. tidak plin-plan alias Konsisten

Pria  dan wanita yang bisa di percaya, selalu jujur dan menjadi dirinya sendiri,  akan  dapat menikmati kehidupan dan akhirnya menemukan CINTA SEJATINYA!

Read Full Post »

1. Banyak tuntutan

2. Tidak jujur

3. Tukang memanfaatkan

4. Terlalu ikut campur

5. Tidak cocok

6. Over protective

7. Frigid

8. Banyak aturan

9. Kurang pergaulan

10. Nempel terus

.

.

.

.

3 hal yang bikin cewe minus di mata cowo:

1. Mengekspresikan kekesalan seolah-olah si cowo pecundang

2. Gak menghargai usaha si cowo

3. Mengoreksi tingkah lakunya terus-terusan/mengatur-ngatur hidupnya melulu

sumber: Chic edisi Maret ’07

Read Full Post »

Bagaimana bentuk cinta anda???

[Another wonderful email from one of my friends]

Cinta……

Artikel ini bagus banget untuk jadi bahan renungan setiap orang….

Apa pun status Anda saat ini…. menikah, cerai, belum menikah, ingin menikah, pacaran menuju pernikahan, dalam perselingkuhan dan apa pun itu deh….

Segitiga Cinta

Ada banyak alasan orang untuk menikah. Ada yang bilang bahwa pasangannya enak diajak bicara. Ada yang bilang pasangannya sangat perhatian. Ada yang bilang merasa aman dekat dengan pasangannya. Ada yang bilang pasangannya macho atau sexy. Ada yang bilang pasangannya pandai melucu. Ada yang bilang pasangannya pandai memasak. Ada yang bilang pasangannya pandai menyenangkan ora ng tua. Pendek kata kebanyakan orang bilang dia COCOK dengan pasangannya.

Ada banyak alasan pula untuk bercerai. Ada yang bilang pasangannya judes, bila diajak bicara cenderung emosional. Ada yang bilang pasangannya sangat memperhatikan pekerjaannya saja, lupa kepada orang-orang di rumah yang setia menunggu. Ada yang bilang pasangannya sangat pendiam, tidak dapat bertindak cepat dalam situasi darurat, sehingga merasa kurang terlindungi. Ada yang bilang pasangannya kurang menggairahkan. Ada yang bilang pasangannya gak nyambung kalau bicara. Ada yang bilang masakan pasangannya terlalu asin atau terlalu manis. Ada yang bilang pasangannya tidak dapat mengambil hati mertuanya. Pendek kata kebanyakan orang bilang bahwa dia TIDAK COCOK LAGI dengan pasangannya.

Kebanyakan orang sebetulnya menikah dalam ketidakcocokan. Bukan dalam kecocokan. Dr. Paul Gunadi menyebut kecocokan-kecoc okan diatas sebagai sebuah ilusi pernikahan. Dua orang yang pada waktu pacaran merasa cocok, tidak akan serta merta berubah menjadi tidak cocok setelah mereka menikah.

Ada hal-hal yang hilang setelah mereka menikah, yang sebelumnya mereka pertahankan benar-benar selama pacaran. Sebagai contoh pada waktu pacaran dua sejoli akan saling memperhatikan, saling mendahulukan satu dengan yang lain, saling menghargai, saling mencintai. Lalu apa yang dapat menjadi pengikat yang mampu terus mempertahankan sebuah pernikahan, bila kecocokan-kecocokan itu tidak ada lagi? Jawabannya adalah KOMITMEN.

Seorang kawan saya di Kota “X” membuat sebuah penelitian, perilaku selingkuh kaum adam pada waktu mereka dinas luar kota dan jauh dari anak / isterinya. Apa yang membuat pria-pria tersebut selingkuh tidak perlu dijabarkan lagi. Tetapi apa yang membuat pria-pria tersebut bertaha n untuk tidak selingkuh?

Jawaban dari penelitian tersebut sama dengan diatas yaitu : KOMITMEN.

Hanya komitmen yang kuat mampu menahan gelombang godaan dunia modern, pada waktu seorang pria berada jauh dari keluarganya. Begitu pula sebaliknya, pada kasus wanita yang berselingkuh.

Komitmen adalah sebagian dari cinta dalam definisi seorang psikolog kenamaan bernama Sternberg. Dia menyebutnya sebagai “triangular love” atau segitiga cinta dimana ketiga sudutnya berisi : Intimacy(keintiman) , Passion (gairah) dan Commitment (komitmen). Sebuah cinta yang lengkap dalam sebuah rumah tangga selayaknya memiliki ketiga hal diatas.

Intimacy atau keintiman adalah perasaan dekat, enak, nyaman, ada ikatan satu dengan yang lainnya.

Passion atau gairah adalah perasaan romantis, ketertarikan secara fisik dan seksual dan berbagai macam perasaan hangat antar pasangan.

Commitment atau komitmen adalah sebuat keputusan final bahwa seseorang akan mencintai pasangannya dan akan terus memelihara cinta tersebut “until death do us apart”.

Itulah segitiga cinta karya Sternberg yang cukup masuk akal untuk dipelihara dalam kehidupan rumah tangga. Bila sebuah relasi kehilangan salah satu atau lebih dari 3 unsur diatas, maka relasi itu tidak dapat dikatakan sebagai cinta yang lengkap dalam konteks hubungan suami dan isteri, melainkan akan menjadi bentuk-bentuk cinta yang berbeda.

Sebagai contoh :

Bila sebuah relasi hanya berisi intimacy dan commitment saja, maka relasi seperti ini biasa disebut sebagai persahabatan.

Bila sebuah relasi hanya bersisi passion dan intimacy saja tanpa commitment, maka ia biasa disebut sebagai kumpul kebo.

Bila sebuah relasi hanya mengandung passion saja tanpa intimacy dan commitment, maka ia biasa disebut sebagai infatuation( tergila-gila)

Nah, bagaimana bentuk cinta anda… ??

Mulailah dari sekarang untuk menelaah bagaimana bentuk cinta kamu terhadap pasangan kamu ataupun sebaliknya bagaimana bentuk cinta pasangan anda terhadap anda. Setelah menelaah baru anda dapat mempertimbangkan langkah yang tepat untuk selanjutnya. Apapun kenyataan yang anda terima, ingat bahwa semua itu demi kebaikan dan kebahagiaan diri anda sendiri. Jadi janganlah anda menyesal bahwa anda telah sendiri kembali tetapi bersyukurlah anda bahwa anda telah memilih keputusan yang tepat.

Read Full Post »

Very nice to read!!!

Learn to love the people who are with you at present

Forget the people in the past and thank them for hurting you,

which led you to love the people you have right now

When you love someone, you’ll do crazy things you can’t explain,

you’ll deny the truth and believe in lies

When you love someone, you sacrifice,

give everything you’ve got and don’t think twice

You risk it all no matter what

Everything in life is temporary because everything changes

That is why it takes courage to love,

knowing it might end anytime… having faith will make it last

Friends are not the one who laugh when you laugh

and cry when you cry

They are the ones who make you laugh and stop you from crying

Love is the feeling we fall in and out of,

and every time we fall off, we learn to hold on

tighter…hoping that next time, we may never have to let go

They say when love knocks at your door, open it

But do you know that sometimes love enters

through the back door and before you begin to notice it,

it’s on it’s way out

Have you ever loved only to let it go?…

Have you ever hated someone and loved him so?..

Have you ever missed someone so bad it made you cry?..

Have you ever seen someone left alone…

without knowing why? ..

True: Lucky is the man who wins the first love of a woman

but luckier is the woman who wins the last love of a man

Love is not the right word to say when you feel guilty

nor the right word to say when you like a person

but love really matters when we share

our thoughts, our minds, and our hearts…

Life has a way of changing things

but not the joy that friendship brings,

for friendship is like the shining moon,

makes each night a brighter one

Love is not for beauty or color of the skin,

but for a heart that is loyal within, for beauty fades

and the skin would grow old but a heart that is loyal will never turn cold

If someone hurts you, betrays you, or breaks your heart,

forgive them for they have helped you learn about trust

and the importance of being cautious

to whom you open your heart

A love is easy to feel, so hard to explain, so easy to get,

so hard to let go, so easy to spell, so hard to define…

and yet everyone is still taking the risk.

That’s love !

We are all a little weird and life’s a little weird,

and when we find someone whose weirdness is compatible with ours,

we join up with them and fall in love in mutual weirdness and call it LOVE!

Never be afraid to fall in love. It may hurt a lot,

it may give you aches and pain,

but if you don’t follow your heart,

in the end you will cry even more

for not giving love a chance

Don’t run ahead of God. Let Him direct your steps…

He has plans and He has His time.

God’s clock is never one minute early nor one minute late

It always strikes right on time

If someone loves you, love them back not only because they love you,

but also because they are teaching you to love and opening your heart

and eyes to things you have never seen or felt without them

The past is meant to be used as a tool for the future

Bad experiences indeed make you bitter

but the lessons learned should make you better

On letting go: it hurts to see someone you love happy with somebody else,

but wouldn’t it hurt you more to see that person unhappy…with you?

When you find arms that will hold you at your weakest,

eyes that will see you at your ugliest,

lips that will kiss you in both instances,

and a heart that will love you at your worst,

then you have found

true love…

Someday, someone might come into your life and

love you in a way you always wanted

If your someday was yesterday.. LEARN

If your someday is tomorrow.. HOPE

If your someday is today.. CHERISH

Read Full Post »

4 Aspek Cinta

Apapun definisi orang tentang cinta, yang pasti dalam praktiknya cinta antara pria dan wanita tidak lepas dari 4 aspek berikut:

1. Kerelaan untuk berkorban

Mencintai = memberi tanpa syarat

2. Kesetiaan

Tidak mungkin kita mencintai seseorang tanpa mempercayainya. Kepercayaan tumbuh melalui hal-hal kecil.

3. Persahabatan

Saling berbagi, berbicara, berjalan bersama, melalui segalanya dalam suka dan duka. Tidak ada ‘aku’, yang ada ‘kita’.

4. Daya tarik fisik

Harus kita akui, tidak mungkin kita mencintai seseorang yang secara fisik saja kita tidak tertarik. Namun jangan mencintai seseorang dari fisiknya saja karena hal itu tidak akan bertahan lama.

Read Full Post »

Menunggu pasangan hidup

Allah memiliki suatu misi untuk Anda. Dia memiliki tugas , rencana untuk dilaksanakan oleh Anda. Dia ingin supaya Anda meninggalkan garis tepi dan masuk dalam permainan….PERMAINAN HIDUP……

Namun, setan tidak menginginkannya, dan setan akan memakai segala cara untuk menjauhkan kita dari rencana Allah yang sempurna.

Dan meskipun setan mengetahui bahwa Allah mengendalikan segala sesuatu, dengan sebuah rencana yang menyenangkan dan sempurna bagi hidup Anda – dengan ketepatan waktu (percaya atau tidak) – ia akan mengatakan yang sebaliknya.
Dan sasaran favoritnya adalah orang-orang yang dapat menjadi anggota Kerajaan Allah yang paling efektif yaitu: kaum lajang.

Setan akan mengatakan kepada Anda bahwa sementara Allah sedang mengurusi orang-orang lain-termasuk semua teman Anda yang akan menikah. Entah bagaimana Dia melupakan Anda.

ITU BOHONG……..???
Anda sendirian sekarang…….?karena Allah memiliki kehendak yang harus Anda lakukan.

*’Kau sendirian…’
*’Allah telah melupakanmu…’
*’Kau gagal…’
*’Pecundang…’
*’Tak ada yang menginginkanmu… dan mungkin tak akan ada yang menginginkanmu…’
*’Orang-orang lain bahagia, kecuali kau…..’

Kata-kata diatas benar-benar menyakitkan. Mereka yang telah berpacaran berkali-kali, sudah dilamar sampai tujuh puluh kali, atau malah sudah tidak pacaran selama bertahun-tahun, mempercayai kata-kata itu.

Ini bukan tentang menikah, ini mengenai menikah dengan orang yang tepat. Karena pernikahan dengan orang yang tidak tepat lebih buruk dari segala sesuatu yang kita hadapi sebagai lajang. Dan orang yang telah bercerai mengatakan bahwa perceraian jauh lebih menyakitkan daripada menunggu mendapatkan pasangan.

Menunggu….????
Siapa yang dapat berdoa memohon kesabaran???

ALLAH….
Allah membuat Anda menunggu , menunggu dan menunggu (dan menunggu) jawaban.
Tapi ingat…Allah menyikirkan penderitaan saat menunggu.
Karena sambil menunggu Allah mengirimkan pasangan kita, kita harus terjun dalam ‘permainan’ hidup. Dan inilah perbedaan ‘menunggu’ antara duduk dibangku sambil melihat jam dinding atau bermain dalam permainan. Karena hidup itu hanya satu tarikan napas. Hidup itu sangat singkat, sehingga jika kita benar-benar memikirkannya, itu akan membuat kita terkejut. Kita tidak punya banyak waktu untuk duduk sambil menggerutu. Karena hidup tidak boleh ‘terhenti’ hanya karena kita belum mendapatkan seseorang untuk ‘dipeluk’..

Sambil menunggu pasangan hidup, kita tidak boleh lelah. Dan dari semua hal dalam hidup ini dapat dirangkum menjadi dua kata: ‘Percayai Allah’. Rencana-Nya lebih baik daripada apapun yang dapat kita impikan untuk diri kita sendiri.

To da readers: wacana di atas bukan aku yang buat lho..aku suka browsing” cari artikel yang bagus tuk dibaca, trus ku save di komputer. Nah artikel” itu sekarang aku pajang di sini (Categories: Nice Articles atau Love) supaya orang” yang mampir atau kesasar di sini bisa baca juga. Maaf aku lupa waktu itu copy-paste wacana”nya dari mana aja, ga inget sumbernya. Tapi kalo yang berbau pernikahan gini sih kemungkinan besar tulisannya Amang Pdt. Harahap. Blognya Amang ini bisa di-klik di bagian Links-ku (Blogs to be visited), ga nyesel deh luangin waktu mampir di situ.

Keep smiling,

*kaRTika*

Read Full Post »

Beda Cinta dan Cocok

Salah satu alasan paling umum mengapa kita menikah adalah karena cinta -cinta romantik-, bukan cinta agape, yang biasa kita alami sebagai prelude ke pernikahan. Cintalah yang meyakinkan kita untuk melangkah bersama masuk ke mahligai pernikahan. Salah satu alasan paling umum mengapa kita menikah adalah karena cinta -cinta romantik-, bukan cinta agape, yang biasa kita alami sebagai prelude ke pernikahan. Cintalah yang meyakinkan kita untuk melangkah bersama masuk ke mahligai pernikahan. Masalahnya adalah, walaupun cinta merupakan suatu daya yang sangat kuat untuk menarik dua individu, namun ia tidak cukup kuat untuk merekatkan keduanya.
Makin hari makin bertambah keyakinan saya bahwa yang diperlukan untuk merekatkan kita dengan pasangan kita adalah kecocokan, bukan cinta. Saya akan jelaskan apa yang saya maksud.

Biasanya cinta datang kepada kita ibarat seekor burung yang tiba-tiba hinggap di atas kepala kita. Saya menggunakan istilah “datang” karena sulit sekali (meskipun mungkin) untuk membuat atau mengkondisikan diri mencintai seseorang. Setelah cinta menghinggapi kita, cinta pun mulai mengemudikan kita ke arah orang yang kita cintai itu. Sudah tentu kehendak rasional turut berperan dalam proses pengemudian ini. Misalnya, kita bisa menyangkal hasrat cinta karena alasan-alasan tertentu. Tetapi, jika tidak ada alasan-alasan itu, kita pun akan menuruti dorongan cinta dan berupaya mendekatkan diri dengan orang tersebut.

Cinta biasanya mengandung satu komponen yang umum yakni rasa suka. Sebagai contoh, kita berkata bahwa pada awalnya kita tertarik dengan gadis atau pria itu karena kesabarannya, kebaikannya menolong kita, perhatiannya yang besar terhadap kita, wajahnya yang cantik atau sikapnya yang simpatik, dan sejenisnya. Dengan kata lain, setelah menyaksikan kualitas tersebut di atas timbullah rasa suka terhadapnya sebab memang sebelum kita bertemu dengannya kita sudah menyukai kualitas tersebut. Misalnya, memang kita mengagumi pria yang sabar, memang kita menghormati wanita yang lemah lembut, memang kita mengukai orang yang rela menolong orang lain dan seterusnya. Jadi, rasa suka muncul karena kita menemukan yang kita sukai pada dirinya.
Saya yakin cinta lebih kompleks dari apa yang telah saya uraikan. Namun khusus untuk pembahasan kali ini, saya membatasi lingkup cinta hanya pada unsur suka saja. Cocok dan suka tidak identik namun sering dianggap demikian. Saya berikan contoh. Saya suka rumah yang besar dengan taman yang luas, tetapi belum tentu saya cocok tinggal di rumah yang besar seperti itu. Saya tahu saya tidak cocok tinggal di rumah sebesar itu sebab saya bukanlah tipe orang yang rajin membersihkan dan memelihara taman (yang dengan cepat akan bertumbuh kembang menjadi hutan). Itulah salah satu contoh di mana suka tidak sama dengan cocok.
Contoh yang lain. Rumah saya kecil dan cocok dengan saya yang berjadwal lumayan sibuk dan kurang ada waktu mengurusnya. Namun saya kurang suka dengan rumah ini karena bagi saya, kurang besar (tamannya). Pada contoh ini kita bisa melihat bahwa cocok berlainan dengan suka. Pada intinya, yang saya sukai belum tentu cocok buat saya; yang cocok dengan saya belum pasti saya sukai. Sekarang kita akan melihat kaitannya dengan pemilihan pasangan hidup.

Tatkala kita mencintai seseorang, sebenarnya kita terlebih dahulu menyukainya, dalam pengertian kita suka dengan ciri tertentu pada dirinya. Rasa suka yang besar (yang akhirnya berpuncak pada cinta) akan menutupi rasa tidak suka yang lebih kecil dan ini yang penting, cenderung menghalau ketidakcocokan yang ada di antara kita. Di sinilah terletak awal masalah. Ini yang acap kali terjadi dalam masa berpacaran. Rasa suka meniup pergi ketidakcocokan di antara kita, bahkan pada akhirnya kita beranggapan atau berilusi bahwa rasa suka itu identik dengan kecocokan. Kita kadang berpikir atau berharap, “Saya menyukainya, berarti saya (akan) cocok dengannya.” Salah besar! Suka tidak sama dengan cocok; cinta tidak identik dengan cocok! Alias, kita mungkin mencintai seseorang yang sama sekali tidak cocok dengan kita.

Pada waktu Tuhan menciptakan Hawa untuk menjadi istri Adam, Ia menetapkan satu kriteria yang khusus dan ini hanya ada pada penciptaan istri manusia, yakni, “Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” (Kejadian 2:18). Kata “sepadan” dapat kita ganti dengan kata “cocok.” Tuhan tidak hanya menciptakan seorang wanita buat Adam yang dapat dicintainya, Ia sengaja menciptakan seorang wanita yang cocok untuk Adam. Tuhan tahu bahwa untuk dua manusia bisa hidup bersama mereka harus cocok. Menarik sekali bahwa Tuhan tidak mengagungkan cinta romantik) sebagai prasyarat pernikahan. Tuhan sudah memberi kita petunjuk bahwa yang terpenting bagi suami dan istri adalah kecocokan. Ironisnya adalah, kita telah menggeser hal esensial yang Tuhan tunjukkan kepada kita dengan cara mengganti kata “cocok” dengan kata “cinta.” Tuhan menginginkan yang terbaik bagi kita;

itulah sebabnya Ia telah menyingkapkan hikmat-Nya kepada kita. Sudah tentu cinta penting, namun yang terlebih penting ialah, apakah ia cocok denganku? Saya teringat ucapan Norman Wright, seorang pakar keluarga di Amerika Serikat, yang mengeluhkan bahwa dewasa ini orang lebih banyak mencurahkan waktu untuk menyiapkan diri memperoleh surat ijin mengemudi dibanding dengan mempersiapkan diri untuk memilih pasangan hidup. Saya kira kita telah termakan oleh motto, “Cinta adalah segalanya,” dan melupakan fakta di lapangan bahwa cinta (romantik) bukan segalanya. Jadi, kesimpulannya ialah, cintailah yang cocok dengan kita!.

Read Full Post »

Pacaran Secara Kristen

Pacaran bagi orang Kristen ditandai dengan:

1. Proses Peralihan dari “Subjective Love” ke “Objective Love.”
“Subjective love” sebenarnya tidak berbeda daripada manipulative love yaitu “kasih dan pemberian yang diberikan untuk memanipulir orang yang menerima”. Pemberian yang dipaksakan sesuai dengan kemauan dan tugas dari si pemberi dan tidak memperhitungkan akan apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh si penerima.
Sesuai dengan “sinful nature”nya setiap anak kecil telah belajar mengembangkan “subjective love”. Dan “subjective love” ini tidak dapat menjadi dasar pernikahan. Pacaran adalah saat yang tepat untuk mematikan sinful nature tsb, dan mengubah kecenderungan “subjective love” menjadi “objective love”. Yaitu memberi sesuai dengan apa yang baik yang betul-betul dibutuhkan si penerima.

2. Proses Peralihan dari “Envious Love” ke “Jealous Love.”
“Envious” sering diterjemahkan sama dengan “jealous” yaitu cemburu. Padahal “envious” mempunyai pengertian yang berbeda. “Envious” adalah kecemburuan yang negatif yang ingin mengambil dan merebut apa yang tidak menjadi haknya.

Sedangkan “jealous” adalah kecemburuan yang positif yang menuntut apa yang memang menjadi hak dan miliknya. Tidak heran, kalau Alkitab sering menyaksikan Allah sebagai Allah yang “jealous”, yang cemburu misal: 20:5).
Israel milik-Nya umat tebusan-Nya. Kalau Israel menyembah berhala atau lebih mempercayai bangsa-bangsa kafir sebagai pelindungnya, Allah cemburu dan akan merebut Israel kembali kepada-Nya.

Begitu pula dengan pergaulan pemuda-pemudi. Pacaran muda-mudi Kristen harus ditandai dengan “jealous love”.
Mereka tidak boleh menuntut “sesuatu” yang bukan atau belum menjadi haknya (seperti: hubungan seksuil, wewenang mengatur kehidupannya, dsb). Tetapi mereka harus menuntut apa yang memang menjadi haknya, seperti kesempatan untuk dialog, pelayanan ibadah pada Allah dalam Tuhan Yesus, dsb.

3. Proses Peralihan dari “Romantic Love” ke “Real Love.”
“Romantic love” adalah kasih yang tidak realistis, kasih dalam alam mimpi yang didasarkan pada pengertian yang keliru bahwa “kehidupan ini manis semata-mata”. Muda-mudi yang berpacaran biasanya terjerat pada “romantic love”. Mereka semata-mata menikmati hidup sepuas-puasnya tanpa coba mempertanyakan realitanya, misal: – apakah kata-kata dan janji-janjinya dapat dipercaya?

– apakah dia memang orang yang begitu sabar, “caring”, penuh tanggung jawab seperti yang selama ini ditampilkan? – apakah realita hidup akan seperti ini terus penuh cumbu-rayu, rekreasi, jalan-jalan, cari hiburan)?

Pacaran adalah persiapan pernikahan, oleh karena itu pacaran Kristen tidak mengenal “dimabuk cinta”. Pacaran Kristen boleh dinikmati tetapi harus berpegang pada hal-hal yang realistis.

4. Proses Peralihan dari “Activity Center” ke “Dialog Center.”
Pacaran dari orang-orang non-Kristen hampir selalu “activity-center”. Isi dan pusat dari pacaran tidak lain daripada aktivitas(nonton, jalan-jalan, duduk berdampingan, cari tempat ekreasi,dsb.), sehingga pacaran 10 tahun pun tetap merupakan 2 pribadi yang saling tidak mengenal.
Sedangkan pacaran orang-orang Kristen berbeda. Sekali lagi orang-orang Kristen juga boleh berekreasi dsb, tetapi “center”nya (isi dan pusatnya) bukan pada rekreasi itu sendiri, tapi pada dialog yaitu interaksi antara dua pribadi secara utuh (Martin Buber, “I and Thou”, by Walter Kauffmann, Charles Scribner’s Sons, NY: 1970), sehingga hasilnya suatu pengenalan yang benar dan mendalam.

5. Proses Peralihan dari “Sexual Oriented” ke “Personal Oriented.”
Pacaran orang Kristen bukanlah saat untuk melatih dan melampiaskan kebutuhan seksuil. Orientasi dari kedua insan tsb, bukanlah pada hal-hal seksuil, tapi sekali lagi (seperti telah disebutkan dalam no. 4) pada pengenalan pribadi yang mendalam.
Jadi, masa pacaran tidak lain daripada masa persiapan pernikahan. Oleh karena itu pengenalan pribadi yang mendalam adalah “keharusan”. Melalui dialog, kita akan mengenal beberapa hal yang sangat primer sebagai dasar pertimbangan apakah pacaran akan diteruskan atau putus sampai disini. Beberapa hal yang primer tsb, antara lain:

a. Imannya.
Apakah sebagai orang Kristen dia betul-betul sudah dilahirkan kembali (Yoh 3:3), mempunyai rasa takut akan Tuhan (Amsal 1:7) lebih daripada ketakutannya pada manusia, sehingga di tempat-tempat yang tersembunyi dari mata manusia sekalipun ia tetap
takut berbuat dosa. Apakah ia mempunyai kehausan akan kebenaran Allah dan menjunjung tinggi hal-hal rohani?

b. Kematangan Pribadinya.
Apakah ia dapat menyelesaikan konflik-konflik dalam hidupnya dengan cara yang baik? Dapat bergaul dan menghormati orang-orang tua? Apakah ia menghargai pendapat orang lain?

c. Temperamennya.
Apakah ia dapat menerima dan memberi kasih secara sehat? Dapat menempatkan diri dalam lingkungan yang baru bahkan sanggup membina komunikasi dengan mereka? Apakah emosinya cukup stabil?

d. Tanggung-jawabnya.
Apakah dia secara konsisten dapat menunjukkan tanggung-jawabnya, baik dalam studi, pekerjaan, uang, seks, dsb.? Kegagalan dialog akan menutup kemungkinan mengenali hal-hal yang primer di atas. Dan pacaran 10 tahun sekalipun belum mempersiapkan mereka memasuki phase pernikahan.

Kegagalan dalam dialog biasanya ditandai dengan pemikiran-pemikiran:
1. Saya takut bertengkar dengan dia, takut menanyakan hal-hal yang dia tidak sukai.
2. Setiap kali bertemu kami selalu mencari acara keluar … atau kami ingin selalu bercumbuan saja.
3. Saya rasa “dia akan meninggalkan saya” kalau saya menuntut kebenaran yang saya yakini. Saya takut ditinggalkan.
4. Saya tidak keberatan atas kebiasaannya, wataknya bahkan jalan pikirannya asalkan dia tetap mencintai saya, dsb.

Sumber:
Judul Buku: Pastoral Konseling
Penulis : Yakub B. Susabda
Penerbit : Gandum Mas, Malang
Halaman : 120 – 123

Read Full Post »

Mencintai dan Dicintai

Mencintai dan Dicintai

Kebahagian manusia ada bila ia bisa membuka mata hatinya, dan menyadari bahwa ia memiliki banyak hal yang berarti dan menyadari betapa ia dicintai Kebahagian manusia ada bila ia bisa membuka mata hatinya, dan menyadari bahwa ia memiliki banyak hal yang berarti dan menyadari betapa ia dicintai. Manusia bisa bahagia, bila ia mau membuka diri agar orang lain bisa mencintainya dengan tulus.

Kebahagian manusia tidak dapat hadir karena tidak mau membuka hati, dan berusaha meraih apa yang tidak dapat diraih, terlalu memaksa untuk mendapatkan segala yang diinginkan, tidak mau menerima dan mensyukuri apa yang ia miliki. Keegoisan manusia yang menyebabkannya menjadi buta, keegoisan dan hanya memikirkan diri sendiri yang menyebabkan manusia tidak sadar bahwa ia begitu dicintai, tidak sadar bahwa saat ini, apa yang ada adalah baik untuknya.

Begitu banyak sahabat yang begitu mencintai, tapi karena terlalu memilih, menilai dan menghakimi sendiri.. justru sahabat sejati menjadi semakin jauh.. Terlalu memilih sahabat membuat manusia tak dapat menyadari di depan mata ada sahabat sejati yang dibutuhkannya.

Tiap tiap manusia memiliki arti dan peranan masing masing, semua berbeda.. tidak ada yang memiliki arti yang sama persis punya peranan dan kelebihan disatu hal, tidak harus memiliki peranan dan arti dalam hal lain.. dicintai oleh satu orang belum tentu disayang oleh orang lain.

Kebahagiaan bersumber dari dalam diri sendiri, jangan beraharap dari diri manusia lain, karena orang lain dapat mengkhianati.
Kebahagiaan ada bila bisa menerima diri apa adanya, mencintai dan menghargai diri sendiri, mau mencintai dan menerima manusia lain.
Percaya kepada Tuhan.. bersyukur bahwa manusia selalu diberikan yang terbaik… sesuai yang diperbuat manusia itu sendiri, tak perlu berkeras hati, Ia akan memberi di saat yang tepat apa yang manusiaNya butuhkan, tidak harus saat ini, masih ada esok hari.

Read Full Post »

karena menurutku bagus untuk dibaca, jadi aku post artikel” yang udah pernah aku baca di kategori Nice Articles..maaf aku gak tulis sumbernya dari mana, udah lama aku simpen jadi lupa waktu itu copy-paste dari mana..semoga berguna buat yang baca..

*kaRTika*

Perkawinan Cinta atau Investasi?

Waktu kita berkata “Aku mencintaimu”, biasanya maksud kita adalah: “Aku menyukaimu dan aku ingin kamu menyukaiku juga. Kalau kamu mencintaiku, berarti kita saling mencintai.” Maksudnya adalah: kita saling menginginkan.
Apakah salah bila kita menginginkan orang lain? Bila kita ingin hidup bersama orang lain? Tidak, asalkan kita tetap membebaskan orang lain itu untuk memutuskan apakah ia mau hidup bersama kita atau tidak. Inilah dasar sebuah perkawinan. Keputusan yang diambil dalam keadaan sadar dan bebas untuk berbagi hidup dengan orang lain.

Buku-buku mengenai perkawinan sering menggambarkan masa awal hidup bersama sebagai masa saling menyesuaikan diri. Istri membawa kebiasaan hidup sendiri, demikian pula suami. Istri biasanya mandi dahulu baru makan pagi, suami biasa makan pagi dulu baru mandi. Istri biasa menutup tutup pasta gigi erat-erat, suami selalu lupa menutupnya. Istri biasa tidur dengan lampu menyala, suami hanya bisa tidur kalau kamarnya gelap. Dst.

Inilah saat-saat menentukan, apakah relasi mereka akan dihidupi oleh cinta atau oleh transaksi.

Bagi sebagian orang, masa awal ini diselesaikan dengan berkompromi. “Aku tidak keberatan mandi dulu baru sarapan, asal kamar kita dimatikan lampunya kalau mau tidur,” kata suami. Istri berkata, “Aku tidak keberatan kamar tidur digelapkan, asal kamu tidak boleh lupa gosok gigi sebelum tidur!” Dst. Dst. Kalau hanya menyangkut masalah-masalah kecil seperti ini, tentu tidak ada jeleknya berkompromi.
Tetapi bayangkan bila sampai masalah penting pun cara berpikir transaksional atau kondisional atau bersyarat ini yang dipakai. “Aku tidak keberatan mengantar kamu ke dokter kandungan, asal kamu memperbaiki menu makan pagi kita, ” kata suami. Istri berkata, “Aku tidak keberatan kita bercinta 2x semalam, asal kamu bisa menjamin tiga bulan lagi gajimu naik 20%.”
Apa yang terjadi? Hubungan suami-istri sudah menjadi hubungan bersyarat, hubungan transaksional. “Aku akan begini, hanya kalau kamu begitu.” Hubungan suami-istri menjadi investasi emosi. “Aku akan berbuat begini, dengan harapan kamu akan berbuat begitu. Kalau kamu tidak memenuhi persyaratanku, aku kecewa dan akan menarik apa yang sudah kuberikan padamu. Aku sudah menginvestasikan tenaga, waktu, perasaan, bahkan uang, tetapi apa yang kamu berikan sebagai balasannya?”

Adakah jalan lain, jalan yang lebih baik, jalan yang lebih tinggi? Ya. Jalan Cinta.
Di Jalan Cinta terpahat kata-kata ini.
“Aku ingin kamu belajar memasak, supaya makanan di rumah enak-enak. Tetapi kalau kamu tidak mau, aku tetap mencintaimu.” “Aku ingin kamu lebih sabar dengan orang tuaku. Tetapi kalau kamu tidak bisa lebih sabar lagi, aku tetap mencintaimu.”
“Aku ingin kamu bisa mengemudikan mobil supaya aku tidak malu dengan teman-teman kantorku. Tetapi kalau kamu memang tidak bisa, aku tetap mencintaimu.”
“Aku ingin bercinta denganmu 2x semalam, tetapi kalau kamu tidak mau, aku membebaskanmu. Aku tetap mencintaimu.” “Aku mengharapkan gajimu naik 20% bulan depan, tetapi kalau ternyata prestasimu di kantor memang hanya begitu, aku tetap mencintaimu.”

Bukankah Jalan Cinta ini adalah isi dari janji yang kita nyatakan dan disaksikan oleh orang-orang pada upacara perkawinan kita?
Untuk berjalan di Jalan Cinta, kita perlu bebas. Bebas dari apa? Bebas dari macam-macam syarat kebahagiaan yang tidak kita sadari.
“Aku akan bahagia kalau aku punya istri yang pandai memasak. Kalau tidak aku akan menderita.” Inilah akar yang membuat kita memaksa pasangan kita menjadi koki ulung.

“Aku akan bahagia kalau aku bisa pamer pada teman-teman di kantor tentang istri/suamiku. Kalau tidak, aku akan menderita.” Inilah yang membuat kita berusaha keras agar istri/suami kita sesuai dengan harapan teman-teman di tempat kerja.

“Aku akan bahagia kalau istri/suamiku mampu memuaskan semua kebutuhanku. Kalau tidak, aku akan menderita.” Inilah akar yang membuat kita memaksakan segala keinginan diri kita agar dipenuhi oleh pasangan kita.
Perkawinan di Jalan Cinta atau Perkawinan di Jalan Investasi? Kalau memilih berinvestasi, bersiaplah untuk merasakan banyak kekecewaan, penderitaan, kesedihan, kecemasan, kege lisahan, kesepian, dan kemarahan sepanjang hidup perkawinan Anda manakala syarat-syarat kebahagiaan Anda tidak terpenuhi.
Bila Anda memilih Jalan Cinta, lepaskanlah semua syarat kebahagiaan yang Anda letakkan pada pasangan Anda. Ini sulit, karena kita sejak kecil diajar untuk menggantungkan kebahagiaan kita pada orang lain. Tetapi kalau Anda penuh kesabaran terhadap diri Anda sendiri, mungkin suatu saat dalam hidup perkawinan, Anda akan mengalami TUHAN… yang ADALAH CINTA.
(Meruya, 15 Juni 2003, untuk disampaikan dalam perkawinan Nico & Paula, 18 Oktober 2003)

Read Full Post »

Older Posts »